Suaraeradigotal.id – Jakarta, Tempo.co gelar ngobrol santai dan diskusi bareng narasumber bersama media-media, mengenai Lika Liku Akuisisi Saham Freeport. Acara digelar di Hotel JS Luwansa Kuningan Jakarta Selatan. Senin (6/8/2018).
Hadir sebagai nara sumber, Syaikhul Islam Ali, Wakil Ketua DPR Komisi VII, Bambang Gatot Ariyono, Direktur
Jenderal Migas & Batubara
Kementerian ESDM, Fajar Harry Sampurno, Deputi
Bidang Usaha Pertambangan,
Industri Strategi & Media
Kementerian BUMN, Iwan Munajat, Pengamat Tambang.dan sebagai moderator Yandhrie Arvian, Redaktur Pelaksana Bidang Ekonomi Bisnis Tempo.
Bambang Gatot Ariyono, Direktur Jenderal Migas & Batubara Kementerian ESDM mengawali pembicaraan sari ngobrol bareng tempo bersama awak media.
Iwan Munajat, Pengamat oTambang mengatakan bahwa,”ternyata bukan hanya Indonesia sendiri yang harus terikat oleh peraturan tapi freeport juga terikat oleh Undang Undang pertambangan maka freeport terikat oleh itu .”kata Iwan.
“Freeport berharap dengan kerjasama dengan baik inalum karena sudah berjalan selama ini dengan perusahaan yang lama saham sudah bekerja sama dengan rio tapi penjualan saham tidak ada kenaikan.”ucap ya.
“Freeport tidak boleh ditutup karena jika ditutup akan merugi kedua belah pihak seperti pihak pertama pemerintah Indonesia dan Freeport yang juga akan merugi jadi intinya jangan ditutup. Kalo bisa diteruskan hanya ganti kerja sama atau pemilik modal lain.”tegasnya.
Syaikhul Islam Ali, Wakil Ketua DPR Komisi VII, mengatakan,”Tidak usah melihat kebelakang dalam urusan freeport ini tapi kalo bisa ayo kita dukung tentang divestasi. Sekarang kasus freeport sudah ada kemajuan karena sudah ditangani oleh bumn, inilah yang disebut kemajuan karena sudah dikelola oleh pemerintah bidang bisnis.”kata pak Ali.
Fajar Harry Sampurno, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategi & Media Kementerian BUMN, mengatakan,”freeport mempunyai banyak permasalahan oleh karena itu menteri BUMN mwngambil keputusan untuk mengambil alih freeport dengan 4 keputusan yang diambil termasuk disvestasi,”kata Fajar
(Andaka)