Suaraeradigital.id-Jakarta- Koordinator Barisan Bapak-bapak dan Emak-emak Peduli Rumah Tangga Indonesia (Baper), Siti Halimah, menyatakan program pembangunan keluarga menjadi salah satu prioritas dalam meraih simpati pemilih Jokowi-Ma’ruf.
Kaum perempuan, kata Siti Halimah, merupakan tulang punggung pembangunan negara sehingga pasangan Jokowi-Ma’ruf menggarapnya secara serius.
Berdasarkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, dukungan segmen perempuan kepada Jokowi-Ma’ruf mencapai 50,2 persen. Siti mengatakan keluarga seorang presiden dan wakilnya bakal menjadi panutan dan teladan bagi masyarakat.
“Seluruh gerak-gerik Presiden dan keluarganya, ucapan dan perilakunya yang baik atau buruk akan menjadi perhatian seluruh rakyatnya, tak terkecuali dengan anak-anak kami yang masih kecil,” kata Siti di Jakarta, Selasa (5/9).
Ucapan Siti merujuk pada pasangan calon Prabowo-Sandiaga. Prabowo yang kembali bersaing dengan Jokowi di Pilpres 2019 merupakan seorang duda yang bercerai dengan mantan istrinya Siti Hediati (Titiek Soeharto). Faktor perceraian inilah yang menurut Siti bakal menjadi contoh buruk bagi kaum perempuan dan anak-anak.
Titiek sebelumnya dikenal sebagai kader Partai Golkar yang menyeberang ke Partai Berkarya. Partai itu dipimpin oleh adiknya Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.
“Jangan lupa bahwa dalam budaya Indonesia pernikahan adalah peristiwa luhur dan sakral sedangkan perceraian adalah peristiwa yang tabu. Perceraian, apapun sebabnya, berdampak buruk bagi mental anak.”
Koordinator Baper dari barisan bapak-bapak Muhamad Kuswandi mengatakan pasangan Jokowi-Ma’ruf siap bertarung memperebutkan suara emak-emak di Pilpres 2019.
Ia menilai slogan Sandiaga Uno yang mengampanyekan ‘partai emak-emak’ terbukti belum efektif mendongkrak elektabilitas secara signifikan. Kuswandi yakin Jokowi-Ma’ruf bisa memenangi segmen emak-emak di Pilpres nanti.
“Menurut survei dukungan kaum perempuan kepada Sandiaga hanya 30 persen. Buktinya di kantong pemilih emak-emak, pasangan Jokowi-Ma’ruf unggul dua digit,” ujar Kuswandi.