Garda Matahari dan Seknas Jokowi menggelar acara peluncuran dan sekaligus diskusi bedah buku Arus Baru Ekonomi Indonesia di Jakarta, pada Selasa malam (13/11). Hadir dalam acara ini antara lain para alim ulama, tokoh masyarakat, para pengusaha, akademisi, dan pegiat LSM diantaranya yg hadir itu Direktur utama Indosiar Sctv, Muhdi PR, Hendri Saparini, Moh. Fadil Hasan, Abdul Munir Mulkhan, dan lain-lain.

Ismarilda sebagai Ketua Panitia peluncuruan dan bedah buku dan arus baru Ekonomi Indonesia ini, menurutnya suatu hal yang mulia sekali bisa terlibat untuk kegiatan ini, karena menurut Ismarilda ini penting untuk kemajuan perekonomian Indonesia di tahun saat ini dan masa mendatang” ujar ismarilda ketika di wawancarai awak media di Grand Hotel Sahid Jakarta.

“Dan Pemikiran Kiai Ma’ruf ini memberikan kontribusi besar bagi kemashalatan ummat dan rakyat Indonesia. Sistem ekonomi Indonesia juga akan menjadi berkeadilan sosial, karena terbukti banyak mendapat sambutan dari pelaku perekonomian Indonesia dan kalangan relawan” lanjut Ismarilda saat menyampaikan kata sambutannya disaat acara berlangsung.

Arus Baru Ekonomi Indonesia, beranjak dari pemikiran yang mulia, yakni mengangkat ekonomi umat, agar bangkit menjadi penopang utama perekonomian negara. Pola kemitraan atau pola gotong royong yang digaungkan KH Ma’ruf Amin, mencoba mensinergikan antara pelaku bisnis besar dengan pelaku ekonomi kerakyatan (kecil). Karena ada makna yang berbeda dengan mainstream ekonomi umumnya, maka disebut sebagai Arus Baru Ekonomi Indonesia. “Ada permasalahan mendasar tentang nilai-nilai ekonomi yang tidak sesuai dengan moralitas bangsa, terutama nilai-nilai Pancasila. Ada persoalan ketidakadilan dan ketimpangan yang besar akibat praktik pasar. Karena itu, perlu ditegaskan kembali semangat gotong royong, yang menjiwai program pembangunan ekonomi,” ujar KH Ma’ruf Amin.

M. Azrul Tanjung yang menulis buku ini mengangkat isu-isu yang cukup kuat dalam menjawab permasalahan ekonomi nasional saat ini. Diantaranya adalah; persoalan aksesibilitas sumber daya ekonomi yang tidak merata, solusi sengkarut redistribusi aset, pola-pola kemitraan antara bisnis besar dengan pelaku ekonomi kerakyatan, desain kelembagaan ekonomi dalam perspektif ekonomi syariah, hingga solusi terhadap operasionalisasi lembaga keuangan syariah untuk kemaslahatan bangsa. Karena itu, Dr. J. Kristiadi, peneliti Centre for Strategic and International Studies, menyebut kekhasan pemikiran ekonomi KH. Ma’ruf Amin ini sebagai Ma’rufnomics.

Mengapa buku ini menjadi penting ? Menurut Ismarilda, Ketua Panitia acara peluncuran dan diskusi bedah buku ini, pemikiran KH. Ma’ruf Amin menjadi panutan bagi umat dan pelaku ekonomi nasional.

“Beliau membuka wawasan bahwa Islam bukan hanya ada dalam kegiatan peribadatan di tempat ibadah, namun juga peribadatan sosial berupa muamalah yang di dalamnya membahas tentang urusan ekonomi. Beliau menilai ketimpangan akan dapat diselesaikan melalui ekonomi yang berkeadilan, tidak cukup kesamaan perlakuan saja ” tutup Ismarilda.

You may also like

Leave a Comment