Globalisasi telah menjadi gerbang dalam cepatnya pertukaran informasi dan proses akeslerasi budaya, energy globalisasi ini menyebabkan serbuan budaya asing seperti budaya korea selatan yang saat ini semakin berdampingan dengan masyarakat Indonesia. Hal tersebut bahkan sudah dirasakan oleh lapisan masyarakat Indonesia semenjak melebur nya K-Pop ke tanah air sejak 1 dekade lalu
Semenjak K-Pop masuk ke tanah air dan banyak digandrungi oleh anak-anak muda Indonesia, eksistensi kebudayaan korea di negeri inipun semakin melebar, tidak hanya soal music K-Pop pelan-pelan generasi muda pun semakin terpikat dengan apapun yang disuguhkan oleh kebudayaan negeri gingseng korea, mulai dari fashion, makanan hingga life style.
Dewasa ini Demam korea atau Korean wafe semakin berkembang dan menginfeksi generasi muda Indonesia, khususnya generasi milenials dan Gen-Z , hal ini disebabkan karena meluasnya penyebaran budaya korea yang dibawa melalui jalur entertainment . hal ini tentu menjadi peluang besar bagi negara korea untuk melakukan soft diplomasi dengan Indonesia yang dikemas melalui kegiatan tur “TeKo Nang Jawa”pada 2-7 september 2019.
Acara TeKo tersebut di helat pada beberapa kota-kota di pulau jawa, dengan alasan pulau jawa memiliki populasi lebih dari 50% dari jumlah penduduk Indonesia, yakni sekitar 140 juta jiwa dengan tujuan agar masayarakat Indonesia mengenal kebudayaan korea, dan masyarakat korea lebih dekat dengan kebudayaanindonesia khususnya kota-kota di jawa barat yang jarang diketahui.
Duta Besar Republik Korea untuk Republik Indonesia, H.E. Mr. Kim Chang Beom menggandeng Korean Cultural Center (KCC) Indonesia , Korean Tourism Organization (KTO), Korea-Agro-Fisheries dan Food Trade Corporation. Sebagai upaya dalam menyukseskan tur Teman Korea (TeKo) Nang Jawa ke di 5 kota Jawa barat, yang dimulai dari Jakarta, Cirebon, Brebes, Solodan terakhir Surabaya.
Teman Korea keliling pulau jawa dan melakukan perjalanan darat sekitar 1000 km dari Jakarta sampai Surabaya menggunakan bus, Tur ini di gelar dengan tujuan untuk mempromosikan kebudayaan korea dan sekaligus mengenal lebih dekat kebudayaan local Indonesia.
Menurut penuturan Dubes Kim “Selain untuk memperkenalkan kebudayaan Korea bagi masyarakat Jawa, saya juga ingin masyarakat Korea mengetahui lebih banyak tentang Indonesia, terlebih mereka kurang familier dengan kota-kota budaya di Jawa.” Kuningan Jakarta, Senin (2/9) 2019 .
Rod Show Kebudayaan tersebut dipimpin oleh Kedubes Korea selatan serta delegasi juga juga di ikuti oleh salah satu youtuber kondang yang terkenal dengan medok jawa nya yakni Jang Hansol, dimana selama tur berjalan Hansol yang fasih berbahasa Indonesia dan Jawa aktif membidik setiap moment melalui vlog untuk menarik minat generasi milenials pada acara tersebut.
Dan benar saja, acara TeKo Nang Jawa tersebut sukses mendulang banyak perhatian masyarakat Indonesia khususnya generasi milenials dari berbagai daerah di jawa. Ketika acara TeKo diselenggarakan, Dubes Korsel menghadirkan serangkaian acara kebudayaan Korea, mulai dari masakan Korea hingga seputar informasi pariwisata negeri Gingseng.
Sejumlah makanan khas Korea seperti tteokbokki (olahan beras denga saus pedas manis), eomuk (semacam baso ikan) serta K-Food lainnya, disajikan dalam foodtruck yang bekerja sama denga asosiasi industry makanan korea, sepanjang acara TeKo berlangsung di 5 kota Jawa Barat, Indonesia pun ikut aktif dalam memperkenalkan kebudayaan Indonesia.
Unik nya dalam proyek TeKo Nang Jawa tersebut Dubes Kim selalu mengenakan baju Batik pada setiap kunjungan nya, salah satu potret Dubes Kim Chae Bong saat mengenakan batik khas mega mendung saat tur TeKo berlangsung di Cirebon, Dubes Kim tampak gagah saat befoto bersama Jang Hansol sebari pamerkan batik khas Cirebon Mega Mendung dari BT Batik Trusmi.
Globalisasi adalah hal yang tidak dapat di bendung hal itu tentu seperti pisau bermata dua, yang dapat memberikan dampak positif maupun negative, dan akselerasi budaya asing seperti budaya korea yang masuk ke tanah air bisa menjadi wadah bagi generasi muda untuk melebarkan potensi dan pengetahuan mereka agar tidak hanya sebatas menjadi konsumen budaya lain, tapi juga dapat menjadi pelopor budaya Indonesia agar tetap lestari dan dikenal serta dapat berdampingan dengan budaya asing.