Suaraeradigital.id-Dialog Polri bertema Milenial Dalam Pusaran Hoax Dan Masa Depan Bangsa berlangsung di Hotel Cosmo Amaroossa Jakarta Selatan yang di hadiri diantaranya.
Ali Mochtar Ngabalin (Tenaga Ahli Staf Presiden) Emrus Sihombing (Pakar Komunikasi Politik) Respiratori Saddam Al- Jihad (Ketua Umum PB HMI) Samoel Abrijani (Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo) Kombes Dani Kustoni (Kasubdit I Dittipid Siber Bareskrim Polri).
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan Polri meminta dukungan dari berbagai pihak untuk mengatasi bahaya penggunaan media sosial terkait penyebaran informasi hoax.
Pasalnya dalam mengatasi bahaya penyebaran hoax, Polri tidak bisa melakukannya sendirian.
“Kami dengan masif menggelar FGD. Bukan hanya tugas kami (Polri) mengedukasi, tapi semuanya. Mari kita dialog, kita mengajar, kita diskusi untuk generasi milenial yang matang di masa depan,” tutur Irjen Iqbal dalam Forum Group Discussion (FGD). Rabu 16/10/19.
Iqbal mengatakan, di era digital sekarang membuat literasi penggunaan media sosial tak terkontrol.
Untuk itu harus ada edukasi penggunaan media sosial terhadap masyarakat.
“Jangan sampai era digital ini semakin memburuk. Kami selaku pengemban, penegak hukum, Polri menyadari tidak bisa bekerja sendiri mengerjakan tupoksinya. Kami butuh dukungan, kami siap untuk dialog,” katanya.
Iqbal mencontohkan bahaya penyebaran informasi hoax yang cukup nyata belakangan ini adalah kasus Papua.
Menurut Iqbal, bahaya hoax tak hanya bisa membuat kebencian antarsesama namun juga membuat orang kehilangan nyawa.
“Kalau kita bicara hoax erat dengan era digital 4.0. Kalau tidak dikelola, era digital ini bahaya. Contoh Papua. Bagaimana ada gambar screenshoot korban Tolikara, setelah kami selidiki, ternyata itu kejadian sudah lama sehingga Papua, Papua Barat bergejolak. Setelah didalami ada yang setting memanfaatkan momentum sidang PBB. Dampaknya bukan hanya menebar kebencian tapi banyak nyawa hilang di sana,” katanya.
Oleh karena itu, Iqbal ingin ada edukasi penggunaan media sosial yang terus digencarkan kepada masyarakat khususnya kaum milenial.(Deva)