Suaraeradigital.id-Jakarta, Untuk menyambut hari Sumpah Pemuda, dari divisi humas Polri mengadakan Forum Grup
Diskusi(FGD) yang ke sembilan (9) dengan mengangkat tema ; “Semangat Sumpah Pemuda 1928 menghadapi ancaman saat ini nasionalisme”, yang di gelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Ratna Ballroom, Jakarta Selatan.
Acara FGD ini menghadirkan para narasumber ; Irjen Pol Mohammad Iqbal,S.I.K,MH yang diwakili oleh
Brigjen Pol Drs.Syahar Diantono, Hariyono selaku Plt.Kepala BPIP, Irjen Pol Drs. Hari Wibowo Kabtibmas Polri, Berni Triyana Ahli Sejarah & Pimpinan Redaksi Majalah Historia,& Adie MS Pendiri Twilite
Orchestra.
“Rasa syukur pada hari ini di tumbuhkan pada setiap anak bangsa sebagai rasa terima kasih kemerdekaan
yang sudah kita peroleh pada saat ini”, ujar Brigjen Pol Drs.
Untuk membentuk semangat sumpah pemuda kita harus melalukan sosialisasi semangat pemuda dilakukan
pada berbagai instansi, ucapnya.
Peran kepolisian saat ini menjadi sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa dan bernegara untuk
generasi bangsa yang tangguh, berkarakter, mandiri dan rela berjuang demi kepentingan bangsa dan negaranya, tuturnya.
Rela berkorban untuk menangkalkan ego dan kepentingan pribadinya demi kepentingan bersama yaitu menjaga kesatuan dan persatuan negara RI seperti yang pernah di lakukan oleh para pendahulu kita, katanya.
Divisi humas Polri sebagai satuan polri untuk menyalurkan information karena harus turut mempunyai
perankan dan supaya turut menciapkan pemuda mempunyai otak yang cerdas dan jiwa nasionalisme yang
tinggi.
Polri mengajak masyarakat dan para penerus bangsa untuk sama-sama bergotong royong memelihara kamtibmas guna menjauhi hal-hal yang dapat merusakan program kesatuan dan persatuan bangsa ini, katanya
Bagaimana kita yang berada disini supaya bisa memaksimalkan perannya agar pengunaan media sosial di jaman era milenial ini dapat berjalan dengan baik dengan dialog dan penguatan internal ini untuk membangun generasi dan para penegak hukum yang di percaya dalam berbagai hal untuk kembalikan
semangat sumpah pemuda 1928, harapnya.
Dalam menangkal radikalisme pada saat kita seperti yang mau kegiatan pengajian atau seminar di masqid kita dengan menempatan dua sampai tiga orang polisi disana, sehingga mereka yang mau bicara soal
radikalisme tidak jadi karena takut bicara seperti itu nanti mereka di tangkap, ujar Brigen Pol Edi Setio
Kita baru pulang dari Papua dan disana kita sampaikan cara informasi dengan kesenian dan kebudayaan
seperti dengan lomba menari dan menyanyi karena hanya dengan itulah lebih masuk ke hati mereka, tuturnya.
Kita harus pemuda harus tetap memegang teguh empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) supaya kita tidak dapat dipecah
belahkan oleh siapapun, tutupnya.