Jakarta — Pameran seni rupa Indonesia bertajuk Beyond Realistic Order telah dibuka bertempat di Yun Artifled Community Art Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Nantinya akan berlangsung mulai dari tanggal 23 November hingga 22 Desember 2019.

Pameran yang diadakan oleh Yun Artifled Community Art Center sebagai penutup di penghujung tahun 2019 ini dikurasi oleh Jim Supangkat.

Berbicara mengenai lukisan realistik mengutip kalimat dari Jim Supangkat bahwasanya, mengikuti definitif umum adalah lukisan yang menyalin kenyataan mengikuti realistic order. Definisi ini bertumpu pada teori yang sudah sangat tua-jauh lebih tua dari Candi Borobudur (500M). Dikenal sebagai teori mimesis, muncul 25 abad lalu dari pikiran filosof Aristoteles pada zaman Yunani kuno, 500 SM. Teori ini mempersoalkan representasi yaitu rekaan realitas untuk dipelajari atau dipikirkan dalam upaya mencari kebenaran. Teori ini meyakini lukisan realistik yang bisa menyalin kenyataan secara tepat, dibandingkan deskiripsi tekstual, adalah representasi yang paling mendekati kebenaran.

” Banyak yang mengatakan bahwa lukisan realis itu (dibilang) kuno, itu kan pasti lukisan itu kuno?,” kata Jim Supangkat saat ditemui awak media usai pembukaan Pameran Lukisan Realis Seniman Indonesia, Sabtu Sore (23/11).

“Penyebab kuno itu diukur dari sejarah seni rupa, jadi perkembangan seni rupa yang berkembang di dunia barat,” ujar Jim Supangkat.

Hanya sejarah secara umum (mengenai pandangan lukisan realis) tidak populer di luar eropa, dan Amerika Serikat. “Pada 5 tahun terakhir ada seminar mengenai sejarah dunia bahwa banyak di negara-negara di luar eropa, dan amerika tidak mengetahui, dan menolak tuduhan sejarah – sejarah berupa hal tersebut,” tutur Jim Supangkat

Ia menambahkan, pemahaman bahwa lukisan realistic itu kuno, hal itu tidak tepat. Karena sejarah seni rupa Indonesia belum ada hal yang pasti kebenarannya. Hal inipun masih jadi perbincangan seni rupa global dalam 5 tahun terakhir mengenai diskusi tentang sejarah seni rupa dan seni cetak ( khususnya fotografi).

Karena pada pemahaman sejarah seni rupa, ciri – ciri realistik hanya ditemukan pada lukisan saja. Namun pada masa sekarang ciri realistik itu bisa didapatkan tidak hanya pada lukisan namun juga pada fotografi, film, dan video, sebagai media ungkapan seni.

Pada pameran kali ini, kita akan melihat kadar realistik melalui bentuk gambaran yang berbeda-beda.

Pada kesempatan ini, pecinta seni Indonesia dapat menikmati karya-karya dari 18 Seniman kontemporer Indonesia yaitu, Chusin Setiadikara, Agus Cahaya, Baba, Andy Dewantoro, Bobby Tediana, Seno, Patra Aditia, Indrawahyu. Didit Sudianto, Dioko Susilo Lutfi Yanuar, Karina Rizkyta, Toni Masdjono, Prabu Perdana, Indyra, Rendra Santana, Tommy Aditama Putra, Cecep M Taufik.

Pecinta seni Indonesia

You may also like

Leave a Comment